首页 sajak-sajak

sajak-sajak

举报
开通vip

sajak-sajakDI BALIK JENDELA Orang berdua di balik subuh mandi siraman cahya mentari pagi Ketika jalanan masih lengang dan gigitan dingin mendera sumsum Orang berdua menjala waktu Sehabis rona merah sepinggir langit perak kita habiskan sisa mabuk menembus kelam Lepa...

sajak-sajak
DI BALIK JENDELA Orang berdua di balik subuh mandi siraman cahya mentari pagi Ketika jalanan masih lengang dan gigitan dingin mendera sumsum Orang berdua menjala waktu Sehabis rona merah sepinggir langit perak kita habiskan sisa mabuk menembus kelam Lepaskan keasingan diri dalam cengkraman sumbu bumi. Hampa Sehabis kata-kata lepas tanpa suara Orang berdua duduk menunggu di balik jendela Kita menatap waktu ORANG PERAHU Orang perahu di laut luas gelombang bertalu disenyumi seulas ada gurat lahir ketinggalan dan simpan harapan Senyum orang perahu memancar ke ujung berkata-kata dalam relung Di sini ada refraksi harapan membekasi kayuhan Orang perahu kau pukau risau pulau dan angin berkawanan. Seribu angan tak pernah berhenti di tengah gelombang lautan Kalau balau himbau kacau kau masih seperti dulu berdiri menjaga ombak dan rasakan cumbu angin di antara siang dan malam Orang perahu tak pernah berontak pada gelombang dalam rindu tertekan makin Malah sepi dijadikan pemacu. Tangan berkayuh diam-diam Kalau orang perahu himbau duka bukankan pintu jiwa Kalau orang perahu dendang berlagu bukankan telinga rindu karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya jalang Hanya dalam matanya membekas nanar dan seribu perempuan akan datang bermanja dalam peluk orang perahu : Dialah lelaki liar! GUSAR SIANG HARI Aku. Kilat marah; Mata liar 210 juta rakyat melihat negeri ini dicabik-cabik dan sejumlah anak negeri ditembak atau terbakar; dijadikan mainan kekuasaan di antara sepatu boot dan seribu janji politik; Mulut kami dibuat tak bersuara ! AKu. Gelegak resah : Mata marah mahasiswa denyut jantung rakyat yang sakit karena harkat diinjak-injak dan teror tercipta dimana-mana kau. Buta tuli : Sendiri. Buka hutang kemana-mana dengan menggadaikan negeri ini. Kemudian rakyat menderita dan harus membayarnya. Raung 201 juta rakyat akan diredam lewat barisan seragam loreng dan tank-tank ! Mahasiswa. Adik-adik kami. Buka mata pasang telinga : Kibaran harga-harga melambung-lambung. Enggan turun dan harga keringat rakyat semakin tak berarti di negeri ini. 210 juta rakyat menggelepar. Eh, kau masih senyum ramah dengan wajah tanpa dosa mengeksekusi setiap orang di antara kami yang berani berseberangan angkat bicara ! mahasiswa. Adik-adik kami. Membaca dan merasa; Negeri ini semakin papa. Hutan terbakar dimana-mana. Minyak bumi dan barang tambang semakin terkeduk, klantas masuk ke saku-saku tertentu. Eh, kunyah mulutmu masih penuh bau retorika dan menutup 210 juta pasang mata, lantas semakin jadi kuda beban dengan tak sanggup lagi merintih. Aku dan mahasiswa dan 210 juta rakyat. Kami : Semakin jauh darimu seperti matahari dengan hati ! Kami. Menyimpan resah gelegak 210 juta anak negeri yang kau bayar dengan bahasa darah, tembakan senjata dan membuka pintu sel lebar-lebar. Tidak ! Kami punya tangan. Kami punya cakar Kami mengelinding bersama-sama. kau masih punya nyali ? KATA Di sini ada irama musik bertalu-talu mendudu tanpa lagu dalam nada bergerak mengarak kata menjadi sayat kata menjadi rekat kata menjadi pikat kata menjadi lezat! Di sini ada kata berdetik memadu-madu berlalu tanpa makna mengalun mencari tahu dan tak tahu irama menjadi sesak irama menjadi sesal irama menjadi sesam irama menjadi setan! Irama menjadi sesat di sini! NO REGRET Mata tajam. Cahya gempita hamburkan bilik kalbu. Adakah mentari memanggang bayang-bayang lelaki? Dari kilat jangat putih menjalar berahi di antara rambutmu mengibas waktu. Beku dan jatuh sibak misteri. Iseng pun terpantul dalam jerat rindu datang memukul-mukul Ketika anganku menggapai matamu Dalam. Kembara hari ke hari merangkul dendam lelaki dari dada penuh aroma. Di mana jalanku? Buta. Kelam waktu di mana-mana mencari-cari kata entah untuk siapa... Kaukah perempuan rindu itu yang berkaca dalam prisma kata : Memancar ke hati dan meluncur ke dalam jiwa? Akulah lelaki yang dipermainkan sepi setelah menatapmu. Sungguh, perempuanku! Tak ada kalimat lagi secerah tatapan mata tanpa goda hanya penuh makna Barangkali malam ini lahir. Seribu mimpi pun segera beranjak. Aku merengkuh rindu itu di antara matamu Semua ini jadi hampa : Ketika kau tak lagi di sini! Biru Aku mencintai parasmu yang agung Kesempurnaan merajai ke sudut ruang Bukit-bukit cadas yang keras, burung-burung Malam melintasi kebisuan  Jendela laut di matamu jadi ribuan puisi Yang kulukis malam tadi Adakah jejak-jejak itu kau tinggalkan Untukku? Betapa aku mencintai kehangatan Sorot matamu tempo itu 2006. Nina Minareli  Puisi Hijau Karena kau terlalu kupuja Kutinggalkan cahaya, kuberlari Dan menangis membelah hutan Yang tumbuh di batinku, kenangan Arus sungai, pohon-pohon hijau Dan kata-kata melintasi bukit Kubunuh segala rasa karena kau Terlalu kupuja 2006. Nina Minareli Seperti yang Terpikirkan Seperti kesunyian Akan kunyanyikan sebuah kenangan Yang telah terlantun dari piringan tua Merambati kuping dengan helaian Merambati hati dengan kesenduan Seperti kemarin Kita singgahi kota yang telah menua Menjelma ke dalam kolam-kolam Kebisuan dan kebisingan Lampu-lampunya benderang Dan malam selalu terang Seperti hujan Akan ku gelinangkan ke pangkuanmu Setiap cucurannya ku tahan dalam suatu muara Seperti Tangkuban Perahu Secantik Dayang Sumbi Yang kecantikannya tak pernah memudar Seperti waktu Bandar Lampung 2006 Wahyu Heriyadi   Malam Ini Aku Ingin Menjadi Penyair Malam, aku bukan seorang romantis Yang akan melakukan apapun demi cinta Karena keresahan itu telah meggelayut dan bertengger Beberapa ujarmu yang terurai menandaskan puisi-puisiku Menjadi baris-baris tanpa makna Aku seakan terpana menatap lembayung yang muncul dari hidungmu Tak ragu lagi akan kutulis menjadi puisi yang indah Tapi sekali lagi puisiku makin kandas Menjadi bait-bait kosong Haruskah kutulis kegaduhan yang berlalu Tapi kertas ini tak hendak digoreskan oleh pena Akupun menggelepar di lantai Kutulis dalam setiap keramik dengan jemari Begitu landai dan tertatah sebuah ketololan Seakan paragraf-paragrafnya menyeringai Malam, aku harus menuntaskan puisiku Bandar Lampung 2006 Nurochman Sudibyo KS  Suluk Rinekso ono kidung rinekso ing wengi teguh ayu lupoto bilai kabeh jin setan datan purun peneluhan tan ono wani  dan sekujur badanku bergetar atas peristiwa demi peristiwa yang diisyaratkan selang sebulan usai tarian wedus gembel di puncakmu. Merapi ku tahu baru ada tanda atas cahaya kemurnianmu yang mendekapkan imaji juga masa lalu yang buram  selalu kidung itu berkumandang saat pini sepuh mengkhawatirkan riwayat generasi dan artefak yang hilang. Sejak Majapahit, menuju Mataram, Demak, dan kembali Mataram mengulang-ulang sejarah yang buram juga disela kemenyan dan wewangen disekujur kerismu Yogyakarta, telah memberikan garis-garis untuk menyekatmu seperti yang dimitoskan tembok dan batu bata Mengungkap misteri tentang hilangnya blangkon sang sultan Atau ketakjuban atas trah yang kini tak lagi dimaafkan  Memang cuma kidung. Tak bisa hentikan mendung Sampai hujan airmata di beranda nusantaraku Dipenuhi raung histeria atas nasib, dan juga kehidupan maka dari retak bumi di altar sajadahmu Yogyakarta kami ikuti irama batin bunda pertiwi untuk ikut bersama peduli Pada jasad-jasad yang masih merintih di pondok putih Pada jasad yang diperjuangkan para malaikat pada nyawa yang masih milik Tuhanmu pada Allah yang baru saja memberimu peringatan ini kidung serasa gumam tapi sanubari tak bisa dipendam Ini sulukku untuk kotamu yang poranda Yogyakarta. kapan kita melayat? Menonton, atau peduli untuk mereka yang jadi tumbal keangkaramurkaan. Sekuntum Bunga Mawar Sekuntum mawar merah kau berikan padaku Sebagai tanta cinta selama engkau pergi Kemenangis sedih kau tinggalkan pergi Kudoakan semoga kau kan kembali Lambaian tanganmu menambah deritaku Selamat jalan kasih sampai berjumpa lagi Semoga di rantauan kau ingat cintaku Bunga mawar merah kusimpan selalu Sekuntum mawar merah kau berikan padaku Sebagai tanta cinta selama engkau pergi Kemenangis sedih kau tinggalkan pergi Kudoakan semoga kau kan kembali Lambaian tanganmu menambah deritaku Selamat jalan kasih sampai berjumpa lagi Semoga di rantauan kau ingat cintaku Bunga mawar merah kusimpan selalu Sekuntum mawar merah telah kering dan layu Seiring kepergian kau tak kunjung kembali Betapa rindunya yang kau tinggal pergi Kudoakan semoga kau kan kembali Ada apa dengan cinta satu masa (a)kan terlewati, benci dan rindu meresuk di kalbu, ada apa dengan cintaku, sulit untuk aku ungkap semua. jangan pernah bibir tertutup, bicarakan semua yang kau rasakan, cinta itu kita yang rasa, bila sensara hati (a)kan merana. Wahai pujangga cinta Biar membelai indah telah nyanyi kauku Jujurlah pada hatimu ada apa dengan cinta, berbeda anakku daling kau biar menjadi raid dalam cintaku terindah. andai bumi terbelah dua biar kita tetap saling berpeluh wahai pujangga cinta dia membelai indah telah nyanyi kauku, jujurlah pada hatimu, ada apa dengan cinta, berbeda anakku daling kau biar menjadi raid dalam cintaku terindah. andai bumi berbelah dua biar kita tetap saling berpeluh wahai pujangka cinta dia membelai indah telah nyanyi kauku, jujurlah pada hatimu, Ada apa dengan cinta Perbedaan aku dan engkau Biar menjadi bait Dalam puisi cinta terindah BUDAK KITAB SUCI   Terdapatlah seorang yang menegakkan ajaran religius dan masyarakat menganggapnya sebagai orang yang sangat terpelajar. Ia memiliki pengikut yang mencatat segala petunjuknya dalam sebuah buku. Dalam beberapa tahun, buku-buku itu menjadi semakin banyak dengan semua petunjuk guru itu tercatat di dalamnya. Para umat disarankan untuk tidak bertindak apa pun tanpa merujuk kepada buku suci itu. Kemana pun mereka pergi dan apa pun yang mereka lakukan, mereka akan kembali ke buku itu untuk mencari petunjuk. Suatu hari, ketika sedang melintasi sebuah jembatan kayu, sang pemimpin jatuh ke dalam sungai. Para pengikut ada di sana, tapi tak ada satu pun yang tahu harus berbuat apa. Jadi mereka membuka buku suci itu, halaman demi halaman. "Tolong!" teriak sang guru, "aku tidak bisa berenang." "Tunggu sebentar Guru, janganlah tenggelam dulu," demikian para pengikutnya memohon kepadanya. "Kami sedang mencari dalam buku suci. Pasti ada petunjuk apa yang harus dilakukan kalau Guru jatuh ke dalam sungai." Sementara mereka sibuk membolak-balik halaman buku suci itu, sang guru lenyap dalam air dan hanyut. Buddha dan Penjahat   Pada suatu ketika, Buddha diancam akan dibunuh oleh seorang penjahat yang bernama Angulimal. "Kalau demikian, saya minta engkau mengabulkan keinginan saya yang terakhir," kata Buddha. "Potonglah dahan pohon itu." Satu tebasan pedang cukup untuk memotongnya! "Apa lagi?" kata penjahat itu. Kembalikan dahan itu ke pohonnya," kata Buddha. Bandit itu tertawa, "Engkau gila. Kau pikir ada orang dapat melakukan hal itu?" "Sebaliknya. Engkaulah yang gila. Engkau merasa diri berkuasa karena dapat melukai dan menghancurkan. Itu pekerjaan anak-anak. Orang yang sungguh berkuasa tahu cara menciptakan dan menyembuhkan." Sebuah alat palantak dapat menghancurkan tembok; namun tidak dapat mengembalikan kerusakannya. Pada akhir abad ke-13, Tiongkok mengalami perubahan mahabesar dalam sejarah. Situasi berkuasanya etnis Han di seluruh Tiongkok sirna setelah etnis nomad Mongol di bagian utara melancarkan invasi ke bagian tengah Tiongkok. Pada masa pergantian konfigurasi antara yang lama dan yang baru itu, muncullah sejumlah sastrawan yang secara sukarela bergabung dalam pasukan untuk berjuang membela tanah air. Wen Tianxiang yang kami perkenalkan dalam acara ini adalah salah seorang di antaranya. Wen tianxiang Wen Tianxiang dilahirkan pada tahun 1236. Sejak kecil ia menerima pendidikan lumayan. Ayahnya adalah intelektual yang mempunyai banyak pengetahuan tentang astronomi, geografi, kedokteran dan kesusastraan. Terpengaruh oleh ayahnya, Wen Tianxiang juga suka membaca buku dan berminat di banyak bidang. Pada usia 20 tahun, Wen Tianxiang mengikuti ujian negara. Skripsi yang ditulisnya dalam ujian itu dipuji oleh pejabat ujian sebagai skripsi ulung yang tiada taranya. Berkat skripsi itu, Wen Tianxiang diumumkan oleh kaisar sebagai juara ujian tahun itu. Terpengaruh oleh situasi politik waktu itu, karirnya sebagai pejabat pun tidak mulus. Waktu itu Dinasti Song yang berkuasa di bagian tengah Tiongkok selama 200 tahun lebih mulai menunjukkan gejala bobrok. Sedang etnis Mongol di bagian utara malah semakin berkembang menjadi perkasa dan mendirikan Dinasti Yuan, yang sering melancarkan serbuan terhadap bagian tengah Tiongkok, dengan ambisi mendirikan kekuasaan menggantikan Dinasti Song. Menghadapi musuh kuat itu, di pemerintah Dinasti Song ada yang mendukung pemindahan ibu kota ke selatan, ada juga yang mendukung perlawanan. Wen Tianxiang waktu itu dengan berani mengirim surat kepada kaisar supaya menghukum mati mereka yang menghasut pemindahan ibu kota, dengan maksud dapat membulatkan hati rakyat untuk berjuang melawan musuh dari Dinasti Yuan di utara. Karena keberaniannya mengajukan pendapat berkali-kali menentang pendirian takluk, ia pun berkali-kali diberhentikan dari jabatan dan berkali-kali direhabilitasi. Tahun 1274, Dinasti Yuan mengirim 200.000 tentara menyerang Kota Lin'an (Hangzhou sekarang) yang merupakan ibu kota sementara Dinasti Song di bagian selatan. Pada saat kritis itu, pemerintah Dinasti Song menyampaikan Surat Pengerahan yang antara lain berbunyi menghimbau rakyat dan pegawai dengan berani bergabung dalam tentara untuk berjuang melawan tentara Dinasti Yuan. Wen Tianxiang yang waktu itu seorang pejabat sipil juga membulatkan tekad untuk menghimpun tentara untuk menyelamatkan negara. Berkat kewibawaannya yang tinggi, Wen Tianxiang dengan mudah menghimpun 30.000 tentara patriotik. Ia pun menyumbangkan harta bendanya sebagai perbekalan militer dan gaji tentara. Sejak itu Wen Tianxiang memulai kehidupan di kalangan militer. Dalam pertempuran yang tak kunjung selesai itu, tentara pimpinan Wen Tianxiang berhasil menduduki kembali sejumlah wilayah, dan dengan demikian tentaranya pun mulai terkenal sebagai kekuatan tangguh melawan tentara Dinasti Yuan. Akan tetapi nasib kehancuran pemerintah Dinasti Song tetap tidak terselamatkan. Dalam suatu pertempuran, tentara Wen Tianxiang dikepung tentara Yuan yang melakukan serangan mendadak. Wen Tianxiang sebagai jenderal tentara itu tertawan sebelum sempat bunuh diri. Tak lama setelah itu, Menteri Senior Dinasti Song, Lu Xiufu putus asa atas situasi dan lantas menceburkan diri ke sungai dengan menggendong kaisar yang baru berusia 9 tahun. Dengan ini berakhir pula sejarah berkuasanya Dinasti Song. Akan tetapi, Wen Tianxiang yang tertawan oleh tentara Yuan tidak mau menyerah begitu saja. Menyadari kewibawaannya di kalangan rakyat, pemimpin pemerintah Dinasti Yuan berharap menasehati Wen Tianxiang supaya menyerah dan berbakti kepada Dinasti Yuan, agar menarik lebih banyak tenaga etnis Han, etnis utama Tiongkokk untuk berbakti kepada Dinasti Yuan. Akan tetapi Wen Tianxiang tak tergoyah sedikit pun pendiriannya biarpun ditawari jabatan tinggi. Kepada mereka yang menasehatinya supaya bertekuk lutut, Wen Tianxiang mengatakan: "Aku jujur pada negara, dan satu-satunya permintaanku adalah mati segera." Wen Tianxiang dipenjarakan selama 4 tahun. Selama meringkuk dalam penjara, Wen Tianxiang sering menulis sajak untuk merangsang semangat perjuangan. Syair-syair karyanya selama ditahan di penjara kemudian disusun menjadi sebuah buku. Waktu itu, pemimpin Dinasti Yuan terus mengirim orang untuk meyakinkan Wen Tianxiang supaya menyerah, tapi selalu ditolak. Tahun 1283, Wen Tianxiang dibunuh. Waktu itu ia berusia 47 tahun. Riwayat patriotik Wen Tianxiang itu selalu dihargai rakyat generasi kemudian, sedang karya sastranya juga tersebar luas, di antaranya termasuk seratus sajak, yang secara benar mencatat proses perjuangannya melawan Dinasti Yuan. Karyanya itu dipuji sejarawan sebagai "sajak sejarah". Di antara sekian banyak sajaknya, sajak Melewati Lingdingyang dan Zhengqige paling populer di antara rakyat. Yang patut dijelaskan ialah Tiongkok merupakan satu negara dengan banyak entis. Akan tetapi, dalam sejarah feodal selama 2.000 tahun, masa berkuasa etnis Han agak panjang. Dalam pergantian pemerintahan, intelektual tradisional etnis Han memandang kekuasaan etnis minoritas sebagai rezim dari etnis yang lain, dan berjuang melawannya secara gagah berani. Sejalan dengan bergulirnya waktu, kebudayaan dari etnis-etnis berbeda pun saling bercampur, sehingga masyarakat pun berkembang menuju masa kestabilan dan kemakmuran yang baru. Dinasti Yuan setelah Dinasti Song beserta Dinati Qing yang didirikan etnis Manzu ratusan tahun kemudian semuanya mencetak kebudayaan cemerlang dalam sejarah Tiongkok. DOA SANG KATAK  Ketika Bruder Bruno pada suatu malam sedang berdoa ia diganggu oleh koak seekor katak raksasa. Semua usahanya untuk mengabaikan suara itu tidak berhasil, maka ia berteriak dari jendela: "Diam! Aku sedang berdoa." Bruder Bruno itu seorang Santo, maka perintahnya segera dipatuhi. Setiap mahkluk hidup manahan suaranya untuk menciptakan suasana diam yang menguntungkan bagi doa. Tetapi kini suara lain mengganggu ibadat sang Bruder, suara dari dalam yang berkata: "Mungkin Tuhan sama senangnya dengan koakan katak tadi daripada nyanyian mazmur-mazmur." "Apa yang dapat berkenan pada Tuhan dari teriakan katak ?" itu tanggapan Bruno menghina. Tetapi suara mendesak, tidak mau diam: "Mengapa kamu berpikir bahwa Tuhan menemukan suara ?" Bruno memutuskan mau menemukan apa sebabnya. Ia mengeluarkan tubuhnya dari jendela dan memerintahkan: "Nyanyi!" Katak raksasa mengoak berirama memenuhi alam, diiringi oleh suara main-main katak-katak disekitarnya. Dan ketika Bruno mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian, koakan katak tidak lagi mengganggu, karena ia menemukan bahwa kalau ia berhenti menolak suara-suara itu, nyatanya suara-suara itu memperkaya keheningan malam. Dengan penemuan itu hati Bruno menjadi selaras dengan alam semesta: untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengerti apa itu artinya berdoa. Harapan 3 Batang Pohon Suatu kali peristiwa ada tiga pohon di atas sebuah bukit dalam sebuah hutan. Mereka sedang berbincang-bincang tentang harapan-harapan dan mimpi-mimpi mereka. Pohon yang pertama berkata, "Suatu hari nanti aku berharap bisa menjadi sebuah kotak tempat penyimpanan harta. Aku bisa dihiasi dengan ukiran-ukiran yg rumit dan setiap orang akan melihat kecantikanku". Kemudian pohon yang kedua berkata, "Suatu hari nanti aku akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan membawa para raja dan ratu mengarungi lautan sampai ke ujung-ujung bumi. Setiap orang akan merasa aman dalamku karena kekuatan dari tubuhku". Akhirnya pohon yg ketiga berkata, "Aku ingin tumbuh menjadi pohon yg tertinggi dan terkuat dihutan ini. Orang akan memandangku dari atas puncak bukit dan dapat melihat carang-carangku. Kalau orang berpikir tentang surga dan Allah betapa dekatnya jangkauanku ke sana. Aku akan menjadi pohon yg terbesar di sepanjang waktu dan orang akan mengingat aku senantiasa". Setelah beberapa tahun berdoa mimpi mereka menjadi kenyataan, datanglah satu kelompok penebang kayu ke hutan itu. Ketika seorg penebang kayu menghampiri pohon pertama ia berkata, "Kelihatannya pohon ini kuat sekali, aku kira ini dapat dijual kepada seorang tukang kayu", dan ia mulai menebang pohon itu. Pohon tersebut bahagia sekali karena ia tahu bahwa si tukang kayu akan menjadikannya sebuah peti penyimpan harta. Seorg penebang kayu lainnya berkata kepada pohon yang kedua, "Kelihatannya pohon ini kuat dan aku dapat menjualnya kepada tukang pembuat kapal". Pohon tersebut bahagia karena ia tahu ia akan menjadi sebuah kapal yg besar. Ketika seorg penebang kayu menghampiri pohon yg ketiga, pohon tersebut ketakutan karena ia tahu kalau ia sampai ditebang, maka mimpinya tidak akan menjadi kenyataan. Sal
本文档为【sajak-sajak】,请使用软件OFFICE或WPS软件打开。作品中的文字与图均可以修改和编辑, 图片更改请在作品中右键图片并更换,文字修改请直接点击文字进行修改,也可以新增和删除文档中的内容。
该文档来自用户分享,如有侵权行为请发邮件ishare@vip.sina.com联系网站客服,我们会及时删除。
[版权声明] 本站所有资料为用户分享产生,若发现您的权利被侵害,请联系客服邮件isharekefu@iask.cn,我们尽快处理。
本作品所展示的图片、画像、字体、音乐的版权可能需版权方额外授权,请谨慎使用。
网站提供的党政主题相关内容(国旗、国徽、党徽..)目的在于配合国家政策宣传,仅限个人学习分享使用,禁止用于任何广告和商用目的。
下载需要: 免费 已有0 人下载
最新资料
资料动态
专题动态
is_714787
暂无简介~
格式:doc
大小:51KB
软件:Word
页数:13
分类:其他高等教育
上传时间:2012-07-04
浏览量:26